Terbentuknya wadah gereja lokal GBI MPI bermula dari kerinduan yang dalam dari seorang anak Tuhan, Bpk. Pdt. Lukas Kurniadi yang pada tahun 1989 memutuskan bergabung dengan Gereja Bethel Indonesia yang digembalakan Pdt. Thomas Setiawan, yaitu GBI Sion
Satu tahun kemudian, tepatnya 2003, mereka memulai sebuah persekutuan di Jalan Bambang Utoyo, Sianjur III. Bersama dengan delapan belas orang lainnya mereka memutuskan untuk mencari pengayoman dengan mengirim surat kepada GBI jemaat Bethany yang dipimpin Pdt. Niko Njotoraharjo di Jakarta.
Sambil menunggu surat balasan yang tidak kunjung tiba, rombongan yang berjumlah 19 orang ini pun membuka persekutuan doa yang dimulai di rumah Bapak Manik, di daerah kenten. Persekutuan ini memakai nama Persekutuan “BETHANY” sesuai dengan nama dari GBI jemaat Bethany, Jakarta dengan harapan dapat dianggap sebagai bagian dari jemaat GBI Bethany Jakarta.
Tahun 1996 akhir melalui seorang teman, datanglah seorang hamba Tuhan dari Jambi bernama Bapak Elby Sutardi yang selanjutnya diperkenalkan kepada Bapak Lukas. Dalam pertemuan terebut Bapak Elby berjanji akan memperhatikan Palembang. Pada tanggal 2 Maret 1997, persekutuan ini beribadah di Hotel Lembang-Palembang, langsung di bawah penggembalaan GBI Jemaat Bethany Jakarta. Jemaat yang hadir berjumlah 115 orang.
Satu tahun kemudian jumlah jemaat bertambah menjadi 200 orang. Namun sejauh itu gembala tetap belum ada, sehingga berjalan begitu saja sampai tahun 1998. Di tahun tersebut, Pak Sapta yang adalah seorang direktur dari perusahaan Bumi Raya di Palembang bergabung dengan gereja GBI jemaat Bethany, Palembang. Pada waktu itu Pak Sapta melayani sebagai seorang pengerja. Pada bulan Oktober 1998 melalui penunjukan langsung dari Jakarta, maka di angkatlah Bapak Sapta Tandi sebagai Gembala Rayon 15.
Di bawah penggembalaan Pdt. Sapta Tandi, ibadah yang berlangsung di Hotel lembang berpindah lagi ke hotel lain yakni Hotel Sanjaya, ruang Kresna. Di Hotel Sanjaya inilah dari ibadah satu kali, menjadi tiga kali.
Selama kurang lebih 5 tahun, gereja mengalami peningkatan yang signifikan. Namun saat pertumbuhan gereja mengalami kemajuan, gereja mengalami ujian berkenaan dengan tempat ibadah. Ruangan atau tempat yang dipakai sejauh ini adalah Hotel yang status nya adalah sewa. Dengan potongan harga khusus (discount), gereja dapat memakai ruangan Kresna. Namun tidak dapat dipakai ibadah bila ruangan Kresna dipakai untuk acara khusus, misalnya pernikahan dan acara-acara lainnya.
Hal ini menjadi pergumulan tertentu bagi gereja untuk terus mengembangkan diri. Karena dalam beberapa kesempatan pada saat mendesak untuk beribadah, gereja harus mencari ruangan untuk tempat ibadah. Tentu untuk jangka panjang ini dapat menjadi beban psikologis tersendiri bagi pertumbuhan jemaat.
Maka pada tahun 2008, gereja mengambil langkah iman dengan mulai membeli sebidang tanah untuk membangun gereja di daerah Kenten. Setelah lebih kurang 1 tahun membangun, tahun 2010 Gereja Bethel Indonesia jemaat Bethany yang telah berubah nama menjadi Gereja Bethel Indonesia jemaat Musi Palem Indah, memulai ibadah perdana di dalam gedung gereja yang baru dan telah menjadi milik gereja.
Secara singkat, dalam waktu 17 tahun (1997 – 2014), gereja Bethel Indonesia jemaat Musi Palem Indah telah mengalami pertumbuhan yang sehat. Dalam rentang waktu tersebut, beberapa pelayanan dilahirkan dari kerinduan jemaat untuk terlibat dalam pelayanan. Sampai saat ini gereja telah terus mengalami pertumbuhan dengan beberapa cabang yang dibuka baik di kota Palembang maupun yang ada juga di pulau Bangka.